Refleksi Pribadi Saya tentang Trilogi Nusa Putra
Oleh: Fristy Shucia Ramadhan
Perkenalkan, saya Fristy Shucia Ramadhan, mahasiswa dari Program Studi Sistem Informasi (kelas SI22-E) dengan NIM 20220050068. Sebagai bagian dari sivitas akademika Universitas Nusa Putra, saya tidak hanya datang untuk menimba ilmu, tetapi juga untuk tumbuh sebagai individu yang utuh. Saya merasa bangga menjadi bagian dari sebuah institusi yang memiliki fondasi moral kokoh dalam membentuk karakter mahasiswanya, yang terangkum dalam Trilogi Nusa Putra.
Tiga nilai ini—Amor Deus (cinta kasih kepada Tuhan), Amor Parentium (cinta kasih kepada orang tua), dan Amor Concervis (cinta kasih kepada sesama manusia)—bukan sekadar slogan. Bagi kami, ini adalah pedoman hidup yang menyatu dalam setiap denyut aktivitas di lingkungan kampus maupun di luar.
Amor Deus: Fondasi Spiritual yang Menguatkan
Sebagai seorang mahasiswa, saya merasa bahwa nilai Amor Deus menjadi pengingat konstan untuk selalu menjaga hubungan spiritual dengan Tuhan. Bagi saya pribadi sebagai seorang Muslim, nilai ini adalah pondasi utama dalam hidup. Ia mengajarkan kami untuk tidak hanya mengingat Tuhan saat sedang butuh, tetapi menjadikannya pusat dari setiap langkah dan keputusan. Di kampus, nilai ini hidup dan terasa nyata. Kegiatan seperti shalat berjamaah di masjid kampus, kajian rohani rutin, hingga momen-momen renungan pribadi menjelang ujian adalah bentuk penerapan nilai ini dalam keseharian kami.
Amor Parentium: Menghormati Akar dan Mendoakan Kebaikan
Selanjutnya, nilai Amor Parentium sangat ditekankan di lingkungan kami. Saya pribadi merasakan betapa pentingnya nilai ini dalam berbagai kesempatan di kampus. Misalnya, saya sering melihat bagaimana mahasiswa menunjukkan rasa hormat kepada para dosen yang kami anggap sebagai pengganti orang tua kami di perantauan. Kami diajarkan untuk mendengarkan nasihat mereka dengan saksama dan menghargai ilmu yang mereka berikan. Selain itu, meskipun tidak ada peringatan Hari Ibu secara khusus saat itu, nilai Amor Parentium selalu digaungkan melalui berbagai pesan moral yang disampaikan oleh para pimpinan kampus dan dosen. Ini mengingatkan kami untuk tidak pernah melupakan jasa dan kasih sayang orang tua yang telah mendukung kami hingga saat ini. Bahkan, tak jarang para dosen menyisipkan pesan-pesan menyentuh tentang pentingnya bakti kepada orang tua di tengah perkuliahan, yang semakin memperkuat betapa fundamentalnya nilai ini bagi kami. Kami juga selalu didorong untuk menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua dan mendoakan mereka dalam setiap langkah kami.
Amor Concervis: Merajut Empati dan Solidaritas
Terakhir, Amor Concervis atau cinta kasih kepada sesama, menjadi napas dari berbagai kegiatan kemahasiswaan. Pengalaman paling berkesan bagi saya adalah ketika mengikuti program "Nusa Putra Mengabdi". Kami diajak untuk turun langsung ke masyarakat, berbagi ilmu yang kami punya, dan mengerahkan tenaga untuk membantu warga sekitar.
seminar dan workshop
Sumber : Dokumentasi pribadi
Dalam momen itulah saya benar-benar sadar bahwa empati dan solidaritas adalah kekuatan besar untuk membangun lingkungan yang lebih baik. Di era digital saat ini, di mana interaksi sosial sering kali terasa dangkal, nilai Amor Concervis menuntun kami untuk menjadi pribadi yang bijak, saling mendukung, dan membangun, bukan saling menjatuhkan di dunia maya.
Menjadi Insan Nusa Putra yang Utuh
Nilai-nilai Trilogi Nusa Putra inilah yang menempa kami menjadi insan yang seimbang. Kami dididik untuk tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kaya secara spiritual dan berjiwa sosial. Semoga, nilai-nilai luhur ini akan terus hidup dalam diri setiap mahasiswa dan alumni Nusa Putra, menjadi pelita yang menerangi langkah kami dalam menghadapi dunia yang terus berubah.
Untuk mempelajari lebih dalam tentang nilai-nilai luhur ini, silahkan mengunjungi situs acuan resmi universitas:
#TrilogiNusaPutra #AmorDeus #AmorParentium #AmorConcervis #MahasiswaBerkarakter #NusaPutraUniversity
Komentar
Posting Komentar